lokalnews.id – Desa Peringgasela, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok
Timur, kembali mengadakan acara Alunan Budaya. Event yang ke-8 ini akan
berlangsung selama tujuh hari, dari 13 hingga 20 Juli 2024.
Alunan Budaya kali ini menjadi bagian dari program nasional Karisma Event
Nusantara (KEN) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Ketua Penyelenggara Alunan Budaya-8, Ahmad Ferryawan, menyatakan bahwa
masyarakat Pringgasela berkomitmen untuk menjadikan acara ini lebih sukses
dibandingkan sebelumnya.
Apalagi, Alunan Budaya ke-8 ini berstatus sebagai event nasional, yang
menjadi momentum penting bagi masyarakat Lombok Timur, khususnya Desa
Peringgasela, untuk mempersembahkan kekayaan budaya dimiliki ke seluruh
Indonesia.
Ferryawan juga mengungkapkan bahwa tema Alunan Budaya ke-8 ini adalah
"Benang Merah", yang melambangkan tradisi tenun turun temurun yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
“Bagi kami masyarakat Peringgasela, tenun ini bagaikan satu kesatuan budaya
yang erat,” kata Ferryawan, di acara konferensi Pers, Senin, 8 Juli 2024.
Konsep gelaran Alunan Budaya kali ini adalah karnaval, dengan fokus utama
acaranya di Tugu Mopra. "Konsep ini mengingatkan kita pada kesuksesan
tahun 2022, yang menjadi karnaval tenun pertama di Indonesia setelah Pandemi
Covid-19,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat, menyampaikan bahwa Pemerintah
Daerah mendukung acara ini sejak awal hingga menjadi event nasional.
Menurutnya, tenun tidak hanya merupakan warisan budaya, tetapi juga bagian
dari sumber utama penghasilan masyarakat Lombok, khususnya Pringgasela. Dengan
demikian, acara ini diharapkan dapat mendorong perputaran ekonomi yang
signifikan.
“Semoga tahun depan acara ini meraih status top ten event di Indonesia,”
harap Widayat.
Ia menambahkan, Dinas Pariwisata Lombok Timur mengupayakan agar 70 persen
Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lombok Timur menggunakan kain tenun lokal setiap
hari Rabu.
“Pemerintah juga menetapkan hari Selasa sebagai hari penggunaan baju adat,
paling tidak 30 persen ASN kita pakai baju adat lokal kita,” kata Widayat. (ln)