![]() |
Acara Budaya Prosesi Poposan di Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Foto/Istimewa |
lokalnews.id - Gawe Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, akan kembali digelar untuk keempat kalinya. Acara budaya ini akan menampilkan kembali prosesi Poposan, sebuah tradisi yang telah lama hilang.
Poposan merupakan sebuah gazebo atau berugak setinggi lima meter yang dibangun tanpa atap. Dahulu, tempat ini digunakan sebagai lokasi pelaksanaan prosesi khitanan atau sunatan massal bagi masyarakat setempat.
Namun, tradisi ini telah lama tidak dijumpai, sehingga melalui event Gawe Desa Aikdewa, prosesi ini akan dihidupkan kembali untuk memperkenalkan budaya leluhur kepada generasi sekarang dan yang akan datang.
Ketua Panitia Gawe Desa Aikdewa, Ustad Marzuki, menjelaskan bahwa setiap pelaksanaan Gawe Desa selalu mengusung tema budaya dan prosesi yang berbeda, namun tetap berakar pada adat dan budaya yang pernah ada di Desa Aikdewa.
"Di Lombok Timur, hampir setiap desa memiliki event yang unik, baik itu berkaitan dengan adat, olahraga, seni, dan lainnya. Di Aikdewa sendiri, kami mengangkat tema adat dan budaya yang telah lama hilang dari masyarakat," kata Marzuki, melalui keterangan resminya, Selasa (6/9).
Gawe Desa Aikdewa pertama kali dilaksanakan pada tahun 2017. Namun, pelaksanaannya sempat terhenti selama beberapa tahun akibat bencana alam seperti gempa bumi pada 2018 dan pandemi Covid-19.
Setelah vakum selama hampir tiga tahun, pada 2023 event ini kembali digelar dengan tema Ngalun Aiq Kokok dan Mandik Pengantin. Tahun ini, dalam gelaran keempatnya, Gawe Desa Aikdewa kembali mengangkat prosesi Ngalun Aiq Kokok dan Poposan.
Prosesi Ngalun Aiq Kokok selalu menjadi bagian dari event ini karena sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas keberlimpahan mata air di desa tersebut, serta telah menjadi identitas acara ini.
Sementara itu, prosesi Poposan, yang merupakan sunatan massal, diselenggarakan bersamaan dengan momen Maulid Nabi Muhammad SAW. Penyelenggara berharap prosesi ini tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga memberikan dampak sosial bagi masyarakat dengan melaksanakan sunatan massal.
"Karena pelaksanaannya bertepatan dengan Maulid Nabi, kami ingin tradisi Poposan ini juga memiliki nilai sosial bagi masyarakat. Kami akan menyunat 20 anak menggunakan metode modern bekerja sama dengan Rumah Sunat Al Faraby dan Sunat Sulthon,"ujar Marzuki.
Selain prosesi adat dan budaya, rangkaian acara Gawe Desa Aikdewa juga akan diisi dengan kegiatan jalan sehat dan hujan warna, perisean, serta ditutup dengan santunan dan Tabliq Akbar yang dilanjutkan dengan penggalangan donasi untuk Palestina.
"Tabliq Akbar akan dirangkaikan dengan donasi untuk Palestina. Pengajian ini akan diisi oleh ustaz kondang nasional, Kiai Syahrul Ramadhan," ujarnya.
Ketua Lembaga Adat dan Gawe Desa (LAGDes) Aikdewa, Julius Yusuf, menyampaikan bahwa Gawe Desa Aikdewa yang keempat ini terlaksana dengan semangat tinggi dari masyarakat, terutama pemuda dan panitia, meskipun tanpa dukungan anggaran dari desa.
“Gawe Desa Aikdewa kali keempat ini terlaksana berkat semangat yang kuat, meskipun tanpa dukungan anggaran dari pemerintah desa. Namun, panitia tetap berjuang demi kelangsungan acara,”katanya.
Dia juga menyebutkan bahwa panitia selalu berpegang pada pesan Pj Bupati Lombok Timur, H. M. Juaini Taofik, yang menekankan pentingnya konsistensi dalam melaksanakan kegiatan agar mencapai kesuksesan. Meskipun tanpa anggaran, panitia terus berupaya dengan segala kemampuannya untuk memastikan acara tetap berjalan.
"Gawe Desa ini kami persembahkan untuk desa tercinta. Meskipun perjuangan para pemuda tidak didukung oleh Pemerintah Desa, kami tetap akan melanjutkan demi kemajuan desa ini, tanpa mempedulikan siapa pemimpinnya," pungkasnya. (ln)