 |
| Kepala Balai Besar POM Mataram menerima penghargaan. Foto/istimewa |
LokalNews.id — Kegiatan Simposium Grand Design Penguatan Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam rangka mendukung perkembangan Advanced Therapy Medicinal Product (ATMP) telah sukses dilaksanakan pada Rabu (9/10) di Jakarta. Simposium ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Balai Besar dan Balai POM se-Indonesia, instansi pemerintah, industri, dan akademisi.
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, yang hadir langsung dalam acara pembukaan, menyampaikan pentingnya simposium ini dalam rangka memastikan semua laboratorium BPOM di Indonesia terhubung dan beroperasi sesuai standar internasional.
"Prinsip dari ide ini adalah memastikan bahwa semua laboratorium BPOM, yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, terhubung dengan baik dan beroperasi sesuai dengan standar internasional," ujar Taruna.
BPOM berkomitmen untuk mengembangkan jejaring laboratorium yang berbasis digital dan berkelanjutan. Ke depan, BPOM berencana memperluas kerja sama dengan berbagai institusi, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pusat Statistik, dan perguruan tinggi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat jaringan pengawasan dan pengujian, khususnya terkait ATMP.
Pada kesempatan tersebut, Balai Besar POM di Mataram mendapat penghargaan sebagai laboratorium dengan pencapaian Standar Kemampuan Laboratorium Tertinggi I se-Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BPOM kepada Kepala Balai Besar POM di Mataram, Yosef Dwi Irwan.
"Penghargaan ini sangat membanggakan kami. Terima kasih atas komitmen dan kerja cerdas rekan-rekan pengujian BBPOM di Mataram dalam mengawal Standar Kemampuan Laboratorium, baik dari sisi kompetensi SDM, pemenuhan standar ruang lingkup, dan pemenuhan alat laboratorium, sehingga menjadi yang terbaik se-Indonesia," ungkap Yosef.
Ia juga berharap penghargaan ini bisa menjadi pemacu semangat bagi BBPOM di Mataram untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan.
"Tetap semangat lakukan upaya perbaikan berkelanjutan, untuk mendukung pengawasan obat dan makanan yang paripurna serta melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat yang berisiko terhadap kesehatan," pungkasnya. (ong)
