Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Mengenal Ektoparasit pada Tikus dan Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia

Minggu, 13 Oktober 2024, 19.55 WIB Last Updated 2024-10-13T11:55:31Z


LokalNews.id — Tikus dikenal sebagai hewan yang sering berinteraksi dekat dengan manusia dan menjadi sumber berbagai macam penyakit. Salah satu penyebab utama adalah keberadaan ektoparasit pada tubuh tikus.


Ektoparasit adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh inangnya dan mampu menularkan berbagai penyakit berbahaya. Ada lima jenis ektoparasit yang sering ditemukan pada tikus, dan masing-masing memiliki dampak terhadap kesehatan manusia.


1. Pinjal

Pinjal berasal dari Ordo Siphonoptera, tidak bersayap namun memiliki kemampuan melompat hingga 200 kali panjang tubuhnya. Pinjal hidup pada tikus dewasa dan menghisap darah untuk mematangkan telurnya. Gigitan pinjal tidak hanya menyebabkan gatal-gatal atau dermatitis, namun juga dapat menularkan penyakit serius seperti pes, murine typhus, dan bartonellosis. Pinjal dapat melompat ke manusia yang berada di sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit.


2. Caplak

Caplak merupakan arthropoda dari Ordo Ixodida yang biasanya menempel di leher dan kepala tikus. Caplak sering ditemukan pada tikus yang hidup di kebun, semak, atau rerumputan. Setelah kenyang menghisap darah, caplak akan menjatuhkan diri ke tanah. Caplak dapat menularkan beberapa penyakit berbahaya seperti colorado tick fever, Q fever, dan rickettsia spotted fever.


3. Tungau

Tungau, atau chigger, merupakan parasit yang sering ditemukan di punggung dan paha tikus. Tungau diketahui sebagai vektor penyakit scrub typhus, yang bisa menulari manusia melalui gigitan. Tungau dapat menginfestasi berbagai jenis tikus, sehingga risiko penyebaran penyakit menjadi lebih luas.


4. Tungau Trombikulid

Tungau trombikulid hanya bersifat parasit pada fase larva. Dalam fase ini, tungau trombikulid menjadi ektoparasit pada mamalia dan burung, dan diketahui menularkan penyakit scrub typhus. Setelah fase larva, tungau ini hidup bebas di tanah, terutama di daerah semak-semak atau hutan.


5. Kutu

Kutu, yang berasal dari kelas Insekta, menghisap darah untuk bertahan hidup dan tinggal di tubuh inangnya sepanjang hidupnya. Berbeda dengan pinjal atau caplak, kutu tikus tidak menularkan penyakit ke manusia karena spesies kutu ini cenderung tidak berpindah dari satu spesies inang ke spesies lain.


Pengendalian Ektoparasit

Untuk melindungi diri dari gigitan ektoparasit yang berpotensi menularkan penyakit, ada beberapa langkah pengendalian yang dapat dilakukan tanpa insektisida, di antaranya:


  1. Membersihkan lingkungan dalam dan luar rumah secara rutin.
  2. Menghilangkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang tikus.
  3. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat membersihkan area yang mungkin menjadi habitat tikus.
  4. Di daerah endemis pes, insektisida serbuk dapat ditaburkan di sekitar jalur tikus.



Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi populasi tikus, risiko penyebaran penyakit yang dibawa oleh ektoparasit ini dapat ditekan secara signifikan.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Mengenal Ektoparasit pada Tikus dan Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia

Terkini

Pk husnul

Close x