LokalNews.id — Viral, sejumlah video Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengecam dan merasa terhina melihat salah satu Aktivis Pekerja Migran Indonesia (PMI) Lombok Timur, mendukung salah satu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati. Kecaman tersebut lantaran Paslon yang didukung, telah memfitnah PMI sebagai pintu masuk narkoba pada debat pertama.
Dalam video berdurasi satu menit dua detik tersebut, menyamapaikan kekesalannya kepada pimpinan aktivis PMI asal Lombok Timur yang mengatas namakan TKI demi kepentingan politik peribadinya.
Zaenal salah seorang PMI asal Sakra Timur, dalam video tersebut mengatakan masyarakat Lombok Timur yang bekerja sebagai TKI di Malaysia, merasa sangat marah dan terhina atas tindakan salah satu aktivis PMI yang dengan berani mendukung Paslon Bupati yang telah melontarkan fitnah tidak berdasar terhadap PMI.
"Tuduhan bahwa PMI merupakan pintu masuk narkoba adalah sebuah penghinaan yang tidak dapat kami terima!,"kata Zaenal.
Menjadi TKI, sambung dia, telah berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Dengan jumlah resmi TKI asal Kabupaten Lombok Timur sekitar 24.526 jiwa, dan pengiriman rata-rata sebesar Rp 5.000.000 per orang.
"Kami telah menyuplai sekitar Rp 122.630.000.000 (Seratus dua puluh dua miliar enam ratus tiga puluh juta rupiah) ke Lombok Timur. Uang ini jelas merupakan darah kehidupan ekonomi daerah kami,"terangnya.
Namun, bagaimana mungkin ada aktivis yang secara buta mendukung calon pemimpin yang merendahkan, memfitnah, dan menabur kebencian kepada TKI? Menurutnya, hal ini adalah tindakan sangat timpang!
"Kami tegaskan bahwa kami bukanlah pihak yang harus dipersalahkan. Sebaliknya, kami adalah pahlawan yang berjuang keras untuk keluarga dan daerah kami tercinta,"kata Zaenal.
Ia pun menyerukan kepada warga Lombok Timur untuk lebih cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin yang berintegritas, bukan mereka yang menanamkan kebencian dan fitnah.
"Sudah saatnya kita bersatu dan tidak membiarkan suara kami dibungkam oleh orang-orang yang tidak mengerti makna sejati perjuangan kami,"seru Zaenal.
"Kami mengecam dukungan aktivis tersebut dan berharap masyarakat dapat melihat dengan jernih: mana yang benar-benar peduli pada kemajuan Lombok Timur dan mana yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi,"sambung dia.
Zaenal menegaskan, untuk menghentikan fitnah dan framing. Dengan tidak menjadikan PMI sebagai kambing hitam demi meraup suara di masyarakat Kabupaten Lombok Timur.
"Kami banyak berkontribusi untuk Lombok Timur. Tanpa kami, keuangan daerah bisa tidak stabil, keberadaan kami di luar negri ini juga adalah sebuah bentuk protes terhadap Pemerintah Daerah yang tidak mampu menyediakan berbagai lapangan kerja untuk masyarakat Lombok Timur,"imbuhnya. (ong)
