 |
| Dr. Abdul Hayyi Akrom, M.Pd. Foto/istimewa |
LokalNews.id – Pengurus Majelis Nasional Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) periode 2022-2027 asal NTB, Dr. Abdul Hayyi Akrom, M.Pd, menyatakan keprihatinannya terhadap pemberitaan yang dianggap tendensius terhadap Tuan Guru Bajang (TGB).
Mantan Ketua PB HMI Bidang Pendidikan ini menilai beberapa media siber menggunakan istilah yang merugikan TGB. Salah satunya pemilihan kata dalam judul berita yang dinilainya tidak obyektif, seperti penggunaan kata "kabur," yang memiliki konotasi negatif dan tidak sesuai dengan karakter TGB sebagai tokoh nasional asal NTB.
"Pemahaman publik terhadap kata 'kabur' adalah meninggalkan tempat tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk tuan rumah. Ini jelas keliru," ujar Dr. Hayyi, melalui keterangan resminya, Sabtu (15/2/2025).
Selain itu, ia juga mengkritik penggunaan istilah "diperiksa" tanpa penjelasan lengkap. Menurutnya, seharusnya istilah yang digunakan lebih tepat, seperti "dipanggil sebagai saksi," agar tidak menyesatkan pemahaman publik dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Lebih lanjut, Dr. Hayyi menekankan pentingnya pemberitaan yang obyektif dan tidak sekadar mencari sensasi. Ia mengingatkan bahwa masyarakat memiliki kapasitas berbeda dalam memahami berita, sehingga penggunaan istilah yang kurang tepat dapat memicu kesalahpahaman dan ketegangan di kalangan jamaah serta simpatisan TGB.
Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, media memiliki peran penting dalam mencerdaskan publik. Oleh karena itu, ia berharap media lebih berhati-hati dalam menyusun pemberitaan, dengan tetap memperhatikan aspek kemaslahatan dan nama baik individu yang diberitakan. (*)
