Lombok Tengah, LokalNews.id – Menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H, Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Pasar Renteng, Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan bagi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri di Lombok.
Dipimpin oleh H.M. Muazzim Akbar, kunjungan ini turut melibatkan BBPOM di Mataram, Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, serta OPD tingkat provinsi dan kabupaten. Pasar tradisional dipilih sebagai barometer ekonomi kerakyatan, mengingat meningkatnya kebutuhan pangan selama bulan puasa.
“Hari ini kita turun memastikan peredaran makanan aman, lancar, dan harga sembako tetap stabil. Stok kebutuhan pokok harus terjaga, harganya tidak boleh melonjak, dan kualitasnya harus baik serta aman dikonsumsi,” ujar Muazzim Akbar, Sabtu (1/2/2025)
Ia menegaskan bahwa pemantauan ini juga mencakup sentra takjil yang menjajakan aneka makanan berbuka puasa.
Hasil pemeriksaan terhadap 15 toko dan kios di pasar menunjukkan bahwa seluruhnya memenuhi ketentuan. Namun, dari 27 jenis pangan yang diuji cepat menggunakan rapid test kit, dua sampel—kerupuk tempe dan mie basah—diketahui mengandung boraks.
Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan, menegaskan bahwa pihaknya akan menelusuri sumber produk tersebut dan mengambil tindakan tegas jika masih ditemukan pelanggaran.
Sebagai langkah preventif, tim BBPOM juga menyebarkan brosur edukatif dan memberikan penyuluhan kepada pedagang serta konsumen tentang keamanan pangan dan pentingnya memeriksa izin edar produk.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam melindungi masyarakat dari produk berisiko kesehatan, khususnya bagi umat Muslim agar dapat beribadah dengan tenang selama Ramadhan,” pungkas Yosef.
BBPOM Mataram juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan temuan produk berbahaya melalui layanan 24 jam mereka di nomor 087871500533 atau langsung ke kantor BBPOM di Mataram. (*)
Dipimpin oleh H.M. Muazzim Akbar, kunjungan ini turut melibatkan BBPOM di Mataram, Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, serta OPD tingkat provinsi dan kabupaten. Pasar tradisional dipilih sebagai barometer ekonomi kerakyatan, mengingat meningkatnya kebutuhan pangan selama bulan puasa.
“Hari ini kita turun memastikan peredaran makanan aman, lancar, dan harga sembako tetap stabil. Stok kebutuhan pokok harus terjaga, harganya tidak boleh melonjak, dan kualitasnya harus baik serta aman dikonsumsi,” ujar Muazzim Akbar, Sabtu (1/2/2025)
Ia menegaskan bahwa pemantauan ini juga mencakup sentra takjil yang menjajakan aneka makanan berbuka puasa.
Hasil pemeriksaan terhadap 15 toko dan kios di pasar menunjukkan bahwa seluruhnya memenuhi ketentuan. Namun, dari 27 jenis pangan yang diuji cepat menggunakan rapid test kit, dua sampel—kerupuk tempe dan mie basah—diketahui mengandung boraks.
Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan, menegaskan bahwa pihaknya akan menelusuri sumber produk tersebut dan mengambil tindakan tegas jika masih ditemukan pelanggaran.
Sebagai langkah preventif, tim BBPOM juga menyebarkan brosur edukatif dan memberikan penyuluhan kepada pedagang serta konsumen tentang keamanan pangan dan pentingnya memeriksa izin edar produk.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam melindungi masyarakat dari produk berisiko kesehatan, khususnya bagi umat Muslim agar dapat beribadah dengan tenang selama Ramadhan,” pungkas Yosef.
BBPOM Mataram juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan temuan produk berbahaya melalui layanan 24 jam mereka di nomor 087871500533 atau langsung ke kantor BBPOM di Mataram. (*)