 |
| Kepala badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Timur, Sri Endah Wardanti. dok/ong |
Lombok Timur, LokalNews.id – Menjelang bulan Ramadhan, harga bahan pokok di Kabupaten Lombok Timur masih relatif terkendali dibandingkan daerah lain di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kondisi ini menempatkan Lombok Timur di peringkat keenam dari tujuh kabupaten di NTB.
Kepala badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Timur, Sri Endah Wardanti, S.ST, MM, menjelaskan bahwa data perkembangan harga mingguan dikumpulkan oleh Dinas Perdagangan, sementara BPS hanya bertugas mengolah data tersebut.
Berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH), Lombok Timur berada di peringkat keenam dari tujuh kabupaten di NTB, dengan angka 3,22. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten lain yang mencapai 6, sekian.
Keberhasilan pengendalian harga di Lombok Timur salah satunya disebabkan oleh upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), terutama dalam menjaga stabilitas harga cabai dan beras.
"Kemarin di TPID, kita melihat Lombok Timur memiliki andil yang sangat kecil dalam kenaikan harga cabai merah, hanya 0,031 dibanding kabupaten lain yang mencapai 0,6. Ini menunjukkan keberhasilan pengendalian harga, terutama cabai," ujar Sri Endah, di ruang kerjanya, Kamis (13/3).
Saat ini, harga cabai mulai turun karena pasokan dari Jawa yang lebih murah. Jika TPID terus melakukan langkah-langkah strategis seperti operasi pasar beras, harga bahan pokok diharapkan tetap stabil selama Ramadhan.
Meskipun secara umum tren harga bahan makanan meningkat akibat meningkatnya permintaan, inflasi di Kota Mataram justru mengalami deflasi karena penurunan harga listrik. Namun, harga pangan masih relatif dapat dikendalikan.
Dengan kondisi ini, masyarakat Lombok Timur diharapkan tidak terlalu khawatir akan lonjakan harga bahan pokok selama menjelang Hari Raya Idul Fitri. (*)
Saat ini, harga cabai mulai turun karena pasokan dari Jawa yang lebih murah. Jika TPID terus melakukan langkah-langkah strategis seperti operasi pasar beras, harga bahan pokok diharapkan tetap stabil selama Ramadhan.
Meskipun secara umum tren harga bahan makanan meningkat akibat meningkatnya permintaan, inflasi di Kota Mataram justru mengalami deflasi karena penurunan harga listrik. Namun, harga pangan masih relatif dapat dikendalikan.
Dengan kondisi ini, masyarakat Lombok Timur diharapkan tidak terlalu khawatir akan lonjakan harga bahan pokok selama menjelang Hari Raya Idul Fitri. (*)
