![]() |
Diskusi Publik bertajuk "Pendidikan Perempuan Sasak: Menembus Sekat Tradisi Menuju Kesetaraan". dok/istinewa |
Lombok Timur, LokalNews.id – Dalam rangka memperingati hari lahir Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) dan Hari Kartini, BEM Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIH Pancor menggelar Diskusi Publik bertajuk "Pendidikan Perempuan Sasak: Menembus Sekat Tradisi Menuju Kesetaraan", Selasa (22/4) di Auditorium IAIH Pancor.
Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, seperti Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Abdul Hayyi Akrom, Dekan Fakultas Dakwah Dr. Ahmad Muzayyin, pengajar dan pegiat budaya Hulpiatun Husna, Presiden Mahasiswa Dicky, serta Gubernur BEM Fakultas Dakwah Nur Fatmah.
Nur Fatmah, menyampaikan bahwa tema ini dipilih untuk mendorong kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai pintu pemberdayaan perempuan, terutama di tengah tantangan tradisi masyarakat Sasak.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya refleksi sejarah, tapi juga dorongan nyata agar perempuan Sasak berani menuntut haknya.
Diskusi ini juga menjadi ruang bertemunya mahasiswa, pelajar, dan aktivis yang peduli terhadap kesetaraan gender.
Sebagai rangkaian kegiatan, panitia turut mengadakan Lomba Esai Nasional bertema serupa untuk menggali ide dan gagasan dari generasi muda Indonesia.
Dekan Fakultas Dakwah, Dr. Ahmad Muzayyin menegaskan pentingnya partisipasi perempuan Sasak di ruang publik, sementara Presiden Mahasiswa, Dicky, mengapresiasi inisiatif BEM dalam mengangkat isu-isu strategis.
Dr. Abdul Hayyi Akrom dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini dan berharap peserta dapat mengambil inspirasi dari perjuangan TGKH. Muhammad Zaenuddin Abdul Majid dan R.A. Kartini dalam membangun semangat emansipasi perempuan. (*)