![]() |
Talkshow Lombok Timur menuju dewan kesenian yang smart, Sabtu (12/4). |
Lombok Timur, LokalNews.id — Ketua Dewan Kesenian Lombok Timur (DK Lotim), Ashwan Kailani, mengungkap kisah panjang di balik terbentuknya lembaga ini dalam sebuah talkshow bertajuk “Lombok Timur Menuju Dewan Kesenian yang SMART”. Ia mengenang upaya awal pembentukan sejak 2019 sebagai “gerbong pertama” yang membuka jalan bagi lahirnya DK Lotim pada 2022.
Didorong oleh impian pribadi dan dukungan tokoh-tokoh lokal seperti H. Gufron dan Murjoko, serta restu Bupati Lombok Timur saat itu, H. Sukiman Azmy, Ashwan mulai menyusun struktur organisasi. Meski prosesnya cepat dan sempat melupakan keterlibatan komunitas sastra, ia berfokus pada representasi wilayah dan seni-seni prioritas.
Di tengah keterbatasan dana dan transisi pemerintahan, DK Lotim tetap aktif menjalin komunikasi dengan pejabat baru. “Kami sudah lapar, berikan kami nasi dua atau tiga piring,” ungkap Ashwan dengan metafora menyentuh, menandakan kebutuhan akan dukungan yang lebih nyata dari pemerintah daerah.
Salah satu program unggulan yang disiapkan DK Lotim adalah festival “Berayan Seni”, dirancang sebagai agenda tahunan saat libur sekolah. Festival ini bertujuan memperkuat interaksi antar seniman dan memperluas apresiasi masyarakat terhadap seni.
Pada September 2023, Ashwan secara mandiri mewakili Lombok Timur dalam Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta, yang kemudian mengantarkannya menjadi bagian dari Steering Committee Musyawarah Nasional Dewan Kesenian dan Kebudayaan pada Desember 2023. Keterlibatan ini menjadi tonggak penting untuk eksistensi DK Lotim di tingkat nasional.
Meski belum memiliki capaian program maksimal, DK Lotim mulai membangun relasi dengan komunitas seni dan hadir sebagai mitra kolaborasi. Ashwan juga menanggapi positif aspirasi pelaku budaya permainan tradisional, meski secara definisi tidak termasuk dalam ranah kesenian.
Mengakhiri talkshow, Ashwan menyuarakan harapannya pada pemerintah daerah agar lebih mengakui keberadaan DK Lotim. Ia membayangkan terbentuknya Dinas Khusus Kebudayaan di masa depan sebagai jawaban atas kebutuhan pemajuan seni dan budaya di Lombok Timur. (*)